Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan berkormus dan
berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan
pelindung sel (jaket steril) di
sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup
di tempat yang lembap. Akar
serabut berupa rizoma, ujung
akar dilindungi kaliptra. Sel-
sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan
silinder pusat (terdapat xilem
dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak
tampak karena terdapat di
dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang
dapat mencapai 5 meter
seperti pada paku pohon atau
paku tiang. Daun ketika masih
muda melingkar dan
menggulung. Beradasarkan
bentuk dan ukurandan
susunannya daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi
mikrofil dan makrofil. Mikrofil
bentuk kecil atau bersisik,
tidak bertangkai, tidak
bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi
sel. Makrofil daun besar,
bertangkai, bertulang daun,
bercabang-cabang, sel telah
terdiferensiasi. Berdasarkan
fungsinya daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi
tropofil dan sporofil. Tropofil
merupakan daun yang khusus
untuk asimilasi atau
fotosintesis. Sporofil berfungsi
untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku
dibentuk dalam kotak spora
(sporangium). Kumpulan
sporangium disebut sorus.
Sorus muda sering dilindungi
oleh selaput yang disebut
indusium. Berdasarkan macam
spora yang dihasilkan
tumbuhan paku dibedakan
menjadi tiga yaitu paku
homospora (isospora), paku
heterospora dan paku
peralihan. Paku homospora
menghasilkan satu jenis spora
(ex Lycopodium/paku kawat).
Paku heterospora
menghasilkan dua jenis spora
yang berlainan yaitu
megaspora (ukuran besar)
dan mikrospora (ukuran kecil)
(ex Marsilea/semanggi dan
Selaginella/paku rane). Paku
peralihan merupakan
peralihan antara homospora
dan heterospora
menghasilkan spora pbentuk
dan ukurannya sama tetapi
berbeda jenis kelamin (ex
Equisetum debile/paku ekor
kuda).
Tumbuhan paku bereproduksi
secara aseksual (vegetatif)
dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).
Gemma adalah anakan pada
tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora.
Reproduksi seksual (generatif)
melalui pembentukan sel
kelamin jantan/spermatozoid
(gametangium jantan/
anteridium) dan sel kelamin
betina/ovum (gametangium
betina/arkegonium). Seperti
pada lumut tumbuhan paku
juga mengalami pergiliran
keturunan/metagenesis.
Metagenesis tersebut
dibedakan antara paku
homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan
menjadi empat kelompok
yaitu Psilotophyta, Lycophyta,
Sphenophyta, dan Pterophyta.
Psilotophyta mempunyai dua
genera (ex Psilotum sp).
Psilotum sp tersebar luas di
daerah tropik dan subtropik,
mempunyai ranting dikotom,
tidak memiliki akar dan daun,
pengganti akar berupa rizoma
diselubungi rambut-rambut
yang dikenal rizoid.
Lycophyta contohnya
Lycopodium sp dan Selaginella
sp. Lycopodium sp sporanya
dalam sporofit daun khusus
untuk reproduksi dan dapat
bertahan dalam tanah selama
9 tahun, dapat menghasilkan
spora tunggal yang
berkembang menjadi
gametofit biseksual (memiliki
baik organ jantan dan betina),
jenis homospora. Selaginella
sp merupakan tanaman
heterospora, menghasilkan
dua jenis spora (megaspora/
gamet betina dan mikrospora/
gamet jantan).
Sphenophyta sering disebut
paku ekor kuda, bersifat
homospora, mempunyai akar;
batang; daun sejati, batangnya
keras karena dinding sel
mengandung silika. Contohnya
Equisetum debile (paku ekor
kuda).
Pterophyta (paku sejati)
umumnya tumbuh di darat
pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar,
daun muda menggulung.
Sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil
spora). Contohnya: Adiantum
cuncatum (paku suplir untuk
hiasan), Marsilea crenata
(semanggi untuk sayuran),
Asplenium nidus (paku sarang
burung), Pletycerium
bifurcatum (paku tanduk
rusa).
Senin, 27 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar