Kamis, 28 Oktober 2010

1. SEJARAH SINGKAT Mawar
merupakan tanaman bunga
hias berupa herba dengan
batang berduri. Mawar yang
dikenal nama bunga ros atau
Ratu Bunga merupakan simbol
atau lambang kehidupan religi
dalam peradaban manusia.
Mawar berasal dari dataran
Cina, Timur Tengah dan Eropa
Timur. Dalam
perkembangannya, menyebar
luas di daerah-daerah beriklim
dingin (sub-tropis) dan panas
(tropis).
2. JENIS tanaman
Dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi), mawar
diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena
Mill., R. multiflora Thunb., R.
hybrida Hort., dan lain-lain.
Di Indonesia berkembang
aneka jenis mawar hibrida
yang berasal dari Holand
(Belanda). Mawar yang
banyak peminatnya adalah
tipe Hybrid Tea dan Medium,
memiliki variasi warna bunga
cukup banyak, mulai putih
sampai merah padam dan
tingkat produktivitas tinggi:
120-280 kuntum bunga/m2 /
tahun.
Varietas-varietas mawar
hibrida (Hybrid Tea) yang
telah ditanam di Indonesia
oleh PT. Perkebunan
Mangkurajo adalah: Coctail,
Diplomat, Idole, Jacaranda,
Laminuette, Osiana, Pareo,
Samorai, Sonate de Meilland,
Sonia, Sweet Sonia, Tineke,
Vivaldi, White Success dan
Yonina. Sedangkan mawar
tipe Medium antara lain
adalah Golden Times, Jaguar,
Sissel, Laser, dan Kiss.
Kelebihan varietas mawar
hibrida adalah tahan lama dan
warna-warninya menarik.
Mawar tipe Hybrid Tea
bertangkai bunga 80-120 cm,
tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar
introduksi yang dianjurkan
didataran rendah: Cemelot,
Frad Winds, Mr. Lincoln, dan
Golden Lustee sebagai mawar
bunga potong. Sedangkan
varietas Folk Song, Khatherina
Zeimet, Woborn Abbey dan
Cimacan Salem untuk
tanaman taman.
3. MANFAAT TANAMAN
1) Tanaman hias di taman/
halaman terbuka (out doors).
2) Tanaman hias dalam pot
pengindah dan penyemarak
ruang tamu ataupun koridor.
3) Dijadikan bunga tabur pada
upacara kenegaraan atau
tradisi ritual.
4) Diekstraksi minyaknya
sebagai bahan parfum atau
obat-obatan (pada skala
penelitian di Puslitbangtri).
4. SENTRA PENANAMAN
Daerah pusat tanaman mawar
terkonsentrasi di kawasan
Alaska atau Siberia, India,
Afrika Utara dan Indonesia.
Sentra penanaman bunga
potong, tabur dan tanaman
pot di Indonesia dihasilkan
dari daerah Jawa Barat,
Sumatera Utara, Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Jakarta.
5. SYARAT PETUMBUHAN
5.1. Iklim
1.
Angin tidak mempengaruhi
dalam pertumbuhan bunga
mawar.
2. Curah hujan bagi
pertumbuhan bunga mawar
yang baik adalah 1500-3000
mm/tahun. Memerlukan sinar
matahari 5-6 jam per hari. Di
daerah cukup sinar matahari,
mawar akan rajin dan lebih
cepat berbunga serta
berbatang kokoh. Sinar
matahari pagi lebih baik dari
pada sinar matahari sore,
yang menyebabkan
pengeringan tanaman.
3. Tanaman mawar
mempunyai daya adaptasi
sangat luas terhadap
lingkungan tumbuh, dapat
ditanam di daerah beriklim
dingin/sub-tropis maupun di
daerah panas/tropis. Suhu
udara sejuk 18-26 derajat C
dan kelembaban 70-80 %.
5.2. Media Tanam
1.
Penanaman dilakukan secara
langsung pada tanah secara
permanen di kebun atau di
dalam pot. Tanaman mawar
cocok pada tanah liat berpasir
(kandungan liat 20-30 %),
subur, gembur, banyak bahan
organik, aerasi dan drainase
baik.
2. Pada tanah latosol, andosol
yang memiliki sifat fisik dan
kesuburan tanah yang cukup
baik.
3. Derajat keasaman tanah
yang ideal adalah PH=5,5-7,0.
Pada tanah asam (pH 5,0)
perlu pengapuran kapur
Dolomit, Calcit atupun Zeagro
dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan
untuk menaikan pH tanah,
menambah unsur-unsur Ca
dan Mg, memperbaiki
kehidupan mikroorganisme,
memperbaiki bintil-bintil akar,
mengurangi keracunan Fe,
Mn, dan Al, serta menambah
ketersediaan unsurunsur P
dan Mo. Tanah berpori-pori
sangat dibutuhkan oleh akar
mawar.
5.3. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1.
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu
udara minimum 16-18 derajat
C dan maksimum 28–30
derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu
udara minimum 14-16 derajat
C, maksimum 24–27 derajat
C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu
udara minimum 13,7-15,6
derajat C dan maksimum
19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis seperti
Indonesia, tanaman mawar
dapat tumbuh dan produktif
berbunga di dataran rendah
sampai tinggi (pegunungan)
rata-rata 1500 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan
baik, pilih biji yang sehat
dengan memasukan ke dalam
air (yang baik akan
tenggelam, yang mengapung
dibuang).
Penyiapan Benih
Tahap-tahap penyiapan benih
tanaman dari biji:
a)
Pemilihan buah
- Pilih buah mawar dari
tanaman induk yang sudah
produktif berbunga dan jenis
unggul sesuai keinginan.
- Petik buah mawar terpilih
yang sudah matang (masak) di
pohon.
b) Perlakuan After Ripening
- Siapkan media semai berupa
tanah berhumus dan berpasir
(1:1).
- Masukkan (isikan) media tadi
ke dalam bak persemaian
atau wadah yang praktis dan
layak digunakan untuk tempat
semai.
- Siram media semai dengan
air bersih hingga cukup basah
(lembab).
- Tanamkan buah mawar satu
persatu kedalam media semai
hingga cukup terkubur
sedalam 0,5-1,0 cm.
- Biarkan buah mawar hingga
kulit luarnya membusuk pada
kondisi media yang lembab,
beraerasi baik, dan suhu
udaranya sekitar 5 derajat C.
Waktu yang diperlukan pada
perlakuan After Ripening
berkisar antara 50-270 hari
(tergantung jenis mawar).
Teknik Penyemaian Benih
a)
Ambil (angkat) biji-biji mawar
dari buah yang telah
membusuk dalam media
semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang
baik, yaitu bernas yang
tenggelam bila dimasukkan ke
dalam air
c) Cuci biji mawar dengan air
bersih.
d) Tiriskan biji-biji mawar
terpilih ditempat teduh untuk
segera disemaikan pada bak
persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara
merata menurut barisan pada
jarak antar-baris 5- 10 cm. Biji
akan berkecambah pada umur
empat minggu setelah semai.
Pemeliharaan Pembibitan/
Penyemaian
a)
Siram media persemaian
mawar secara kontinu 1-2 kali
sehari.
b) Sapih (perjarang) bibit
mawar yang sudah cukup
besar ke dalam polybag kecil
yang sudah diisi media
campuran tanah, pasir dan
pupuk organik (1:1:1).
Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar
yang sudah berumur 22 bulan
ke kebun/tempat penanaman
yang tetap (permanen).
6.2. Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar
dapat dilakukan di lahan
kebun, taman dan dalam pot.
Tata cara penyiapan lahan
untuk kebun mawar agak
berbeda dengan dalam pot/
polybag.
Persiapan
a)
Penyiapan lahan kebun/taman
- Lahan untuk kebun/taman
mawar dipilih tanah gembur,
subur dan mendapat sinar
matahari langsung (terbuka).
- Bersihkan lokasi kebun dari
rumput-rumput liar/batu
kerikil.
b) Penyiapan media dalam pot
- Siapakan media tanam
berupa tanah subur, pupuk
organik (pupuk kandang,
kompos, Super TW Plus) dan
pasir. Komposisi media
campuran tanah, pupuk
kandang, kompos dan pasir,
1:1:1. Campuran tanah dengan
Super TW Plus perbandingan
6:1.
- Sediakan pot yang ukurannya
disesuaikan dengan besar
kecilnya tanaman mawar. Pot
yang paling baik adalah pot
yang terbuat dari bahan tanah
dan tidak dicat.
- Siapkan bahan-bahan
penunjang lainnya seperti
pecahan bata merah atau
genteng atau arang. Bahan
tersebut dapat berfungsi
sebagai pengisap kelebihan air
(drainase) dan memudahkan
sewaktu pemindahan tanaman
ke pot atau tempat tanam
yang baru.
c) Pengisian media tanam ke
dalam pot
- Dasar pot dilubangi untuk
kelebihan air.
- Basahi pot dengan air hingga
cukup basah.
- Isikan pecahan bata merah/
genting/arang pada dasar pot
setebal ±1 cm sampai
sepertiga bagian pot, lubang
pembuangan air di dasar pot
jangan tersumbat.
- Isikan serasah (humus)
secara merata setebal ± 1cm
di atas lapisan bata merah/
genting.
- Isikan media tanam
campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang/ kompos
(1:1:1) atau campuran tanah
dengan pupuk organik Super
TW Plus (6:1) ditambah sedikit
abu dapur. Pengisian media
sampai 90 % penuh atau 0,5-
1,0 cm di bawah batas
permukaan pot sebelah atas.
Pot siap ditanami bibit
(tanaman) mawar.
Pembukaan Lahan
a)
Tanah dicangkul/dibajak
sedalam ± 30 cm hingga
gembur.
b) Biarkan tanah
dikeringanginkan selama
15–30 hari agar matang dan
bebas dari gas-gas beracun.
Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan
dengan ukuran lebar 100-120
cm, tinggi 30 cm, jarak antar
bedengan 30-40 cm, dan
panjangnya tergantung
keadaan lahan. Bila akan
dirancang taman mawar yang
asimetris, maka penyiapan
lahannya dibuat bentukbentuk
yang diinginkan, misalnya
lingkaran (bulat) atau
guludan-guludan yang serasi
dengan lingkungan sekitarnya.
Pemupukan
Pupuk organik (pupuk
kandang/kompos) 20-30 ton/
hektar atau Super TW Plus 4-5
ton/hektar diberikan secara
disebar dan dicampur merata
bersama tanah sambil
merapikan lahan (bedengan).
Pemberian pupuk organik
dengan dimasukkan (diisikan)
ke dalam lubang tanam rata-
rata 1-2 kg/tanaman.
6.3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak
60×60 cm atau 70×70 cm,
tergantung jenis mawar dan
kesuburan tanahnya.
Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang
diperlukan sekop melengkung
supaya diperoleh lubang
berbentuk silindris. Ukuran
lubang 45×45×45 cm.
Kedalaman yang baik yaitu
bila tanaman diletakkan
dalam lubang, kedudukan
bagian percabangan utama
(bud union) letaknya sejajar
dengan permukaan tanah.
Akar mawar tidak dapat
menembus tanah terlalu
dalam, maka tidak perlu
mencangkul tanah terlalu
dalam, cukup 45–55 cm.
Pada saat membuat lubang,
tanah di permukaan (top soil),
sub-soil dikumpulkan terpisah,
karena akan digunakan untuk
menutup lubang kembali. Bila
daerah itu tertutup rumput,
harus diambil dalam bentuk
lempengan-lempengan dan
diletakkan di tempat teduh,
untuk digunakan sebagai
pupuk, dengan
memasukkannya ke dalam
lubang. Lempengan rumput
diletakkan terbalik. Top soil
dicampur dengan bahan
organik (seperti kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang
dan sebagainya) perbandingan
4 bagian tanah dan 1 bagian
bahan organik. Lubang
ditimbuni sub-soil dicampur
dengan bahan organik (dalam
jumlah lebih banyak dari pada
campuran untuk top soil) dan
super fosfat (dapat juga
dipakai tepung tulang) 20%.
Jumlah super fosfat 1,5-2 kg
per 10 m2 tanah, tepung
tulang 1,5-3 kg per 10 m2.
Lubang diisi top soil dan bahan
organik sampai membentuk
gundukan.
Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah
pada awal musim hujan (bila
keadaan airnya memadai
dapat dilakukan sepanjang
musim/tahun. Tanaman
mawar yang ditanam berupa
bibit cabutan (tanpa tanah),
dan bibit yang berasal dari
polybag.
Cara penanaman bibit mawar
cabutan :
a)
Bongkar bibit tanaman mawar
dari kebun pembibitan secara
cabutan.
b) Potong sebagian batang
dan cabang-cabangnya,
sisakan 20–25 cm agar
habitus tanaman menjadi
perdu (pendek).
c) Potong sebagian akar-
akarnya dengan gunting
pangkas tajam dan steril.
d) Rendam bibit mawar dalam
air atu larutan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) seperti
Dekamon 1–2 cc/liter
selama 15–30 menit.
e) Tanam bibit mawar di
tengah-tengah lubang tanam
dan akarnya diatur menyebar
ke semua arah. Timbun (urug)
dengan tanah hingga batas
pangkal leher batang.
f) Padatkan tanah di sekeliling
batang tanaman mawar pelan-
pelan agar akarakarnya dapat
kontak langsung dengan air
tanah.
g) Siram tanah di sekeliling
perakaran tanaman hingga
basah.
h) Pasang naungan sementara
dari anyaman bambu/bahan
lain untuk melindugi tanaman
mawar dari teriknya sinar
matahari sore hari.
Penanaman bibit mawar dari
polybag berbeda dengan
penanaman bibit mawar
cabutan. Bibit mawar dari
polybag dipindahtanamkan
secara lengkap bersama
tanah dan akar-akarnya. Tata
cara penanaman bibit mawar
dari polybag adalah sebagai
berikut:
a)
Siram media dalam polybag
yang berisi bibit mawar hingga
cukup basah.
b) Angkat polybag kemudian
balikkan posisinya sambil
ditekuk-tekuk bagian dasarnya
agar bibit mawar bersama
tanah dan akar-akarnya
terlepas (keluar) dari polybag.
Bila polybag berukuran besar,
maka pengeluaran bibit
mawar dapat dengan cara
menyobek atau menyayat
polybag tersebut.
c) Tanamkan bibit mawar ke
dalam lubang tanam yang
telah disiapkan jauh hari
sebelumnya. Letak bibit
mawar tepat di tengah-tengah
lubang tanam, kemudian urug
dengan tanah sampai penuh
sambil dipadatkan pelan-pelan
d) Siram tanah di sekeliling
perakaran tanaman mawar
hingga cukup basah. Bibit
mawar akan langsung segar
dan tumbuh tanpa melalui
pelayuan atau istirahat dulu.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya
bersamaan dengan
pemupukan agar dapat
menghemat biaya dan tenaga
kerja. Rumput liar yang
tumbuh pada selokan/parit
antar bedengan dibersihkan
agar tidak menjadi sarang
hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali
(tergantung pertumbuhan
gulma), dengan mencabut
rumput-rumput liar (gulma)
secara hati-hati agar tidak
merusak akar tanaman atau
membersihkan dengan alat
bantu kored/cangkul.
Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran)
pupuk yang dianjurkan untuk
tanaman mawar adalah pupuk
NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/
tanaman. Bila pertumbuhan
tunas lambat dipupuk NPK
pada perbandingan 10:10:5,
bila tangkainya lemah
perbandingan pupuk NPK
5:15:5.
Jenis dan dosis pupuk lain
adalah campuran pupuk yang
terdiri atas: 90–135 kg N
ditambah 400 kg P2O5
ditambah 120 kg K2O/ha/
tahun atau setara dengan
200– 300 kg Urea ditambah
840 kg TSP ditambah 250 kg
KCL/ha/tahun. Berdasarkan
hasil penelitian Balai
Penelitian Hortikultura
(Balitro), tanaman mawar
perlu dipupuk pupuk NPK 5
gram/pohon pada saat tanam
atau 7–15 hari setelah
tanam.
Pemupukan berikutnya secara
kontinu tiap 3–4 bulan
sekali, tergantung keadaan
pertumbuhan tanaman. Dosis
dan jenis pupuk yang
dianjurkan adalah campuran
pupuk Nitrogen 600 kg N
ditambah Fosfat 1000 kg P2O5
ditambah Kalium 400 kg K2O/
ha/tahun atau setara dengan
urea ± 1350 kg ditambah TSP
2100 kg ditambah KCL 800 kg/
ha/tahun. Tiap kali
pemupukan diberikan 1/4 - 1/3
dosis pupuk 337,5–450 kg
Urea ditambah 525–700 kg
TSP ditambah 100–133 kg
KCl per hektar. Pemberian
pupuk sebaiknya pada saat
sebelum berbunga, sedang
berbunga, dan setelah kuntum
bunga layu. Cara pemberian
pupuk dengan ditabur dalam
paritparit kecil dan dangkal
diantara barisan tanaman
atau di sekeliling tajuk
tanaman, kemudian ditutup
dengan tanah tipis dan segera
disiram hingga cukup basah.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman
dilakukan:
a)
Pada fase awal pertumbuhan
(sekitar umur 1-2 bulan
setelah tanam), dilakukan
secara kontinu tiap hari 1-2
kali. Pengairan berikutnya
berangsur-angsur dikurangi
atau tergantung keadaan
cuaca dan jenis tanah (media).
b) Waktu pemberian air yang
baik pada pagi dan sore hari,
saat suhu udara dan
penguapan air dari tanah
tidak terlalu tinggi.
c) Cara pengairan adalah
dengan disiram secara merata
menggunakan alat bantu
emrat (gembor).
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1.
Kutu daun (Macrosiphum
rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang Â
±0,6 mm, berwarna hijau,
kadang-kadang tidak
bersayap. Menyerang pucuk,
sering menempel pada ranting
dan kuncup bunga.
Gejala:: mengisap cairan (sel)
tanaman, sehingga
menyebabkan gejala
abnormal, pada daun atau
pucuk jadi keriting/
mengkerut. Dapat berperan
sebagai vektor virus dan
sering meninggalkan cairan
madu manis yang menempel
pada permukaan daun,
sehingga menjadi penyebab
penyakit embun jelaga
(Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga
kebersihan (sanitasi) kebun
dan disemprot insektisida
Decis 2,5 EC atau Buldok 25
EC, Confidor 200 LC, Curacron
500 EC, Fastac 15 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang
tanaman mawar: kumbang
Chafer (Macrodactylis
subspinosus), Fuller
(Autoserica castanca) dan
Curculio (Rhyncite bicolor).
Kumbang Chafer warna coklat
kekuning-kuningan panjang
tubuh sekitar 12 mm,
kumbang Fuller warna coklat
keabu-abuan, panjang 10 mm.
Kumbang Curculio berwarna
merah bergaris hitam ± 5
mm.
Gejala:: memakan daun,
tangkai dan kuntum bunga,
sehingga bolong-bolong/rusak
pada bagian yang diserang.
Larva sering memakan
perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan
dan memusnahkan hama
tersebut dan cara kimia
disemprot dengan insektisida
Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC,
Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan
lain-lain pada konsentrasi
yang dianjurkan.
3. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-
hijauan, panjang ± 12 mm,
ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala:: pada stadium larva,
menyerang tanaman dengan
cara memakan daun sebelah
bawah yang menyebabkan
daun berlubang tinggal tulang
daun.
Pengendalian: merontokkan
kepompong yang menempel
pada tanaman, dan disemprot
dengan insektisida Brestan 60
(Moluskasida) pada
konsentrasi yang dianjurkan.
4. Tungau (Tetranychus
telarius)
Tungau mirip laba-laba,
sangat kecil ± 0,3 mm,
berwarna merah/hijau/kuning.
Berkembangbiak dengan
cepat bila cuaca lembab dan
panas, serta sirkulasi udara
kurang baik.
Gejala:: menyerang tanaman
dengan cara mengisap cairan
sel tanaman, pada bagian
daun/pucuk, sehingga
menyebabkan titik-titik merah
berwarna kuning/abu-abu
kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot
insektisida-akarisida seperti
Omite 570 EC atau Kelthane
200 EC atau Mitac 200 EC
Meothrin 50 EC, Nissuron 50
EC dan lain-lain pada
konsentrasi yang dianjurkan.
5. Thrips
Hama ini berukuran sangat
kecil ± 1 mm, berwarna
kuning-oranye/kuning
kecoklat-coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap
cairan sel tanaman, terutama
bunga, daun, dan cabang.
Menyenangi mawar bunga
berwarna kuning/terang
lainnya.
Pengendalian: pemangkasan
bagian tanaman yang
terserang berat dan disemprot
dengan insektisida Mesurol 50
WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus
500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-
lain pada konsentrasi yang
dianjurkan.
6. Nematoda akar
(Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya
sangat kecil (hanya dapat
dilihat dengan mikroskop).
Gejala:: menyerang akar
tanaman mawar, dapat
menembus ke bagian batang
sehingga menyebabkan gejala
pertumbuhan kerdil, kadang
layu (kehilangan kekuatan
tumbuh) dan terdapat bintil-
bintil pada akar.
Pengendalian: pergiliran
tanaman, sterilisasi media
tanam, dan menggunakan
bahan kimiawi (nematisida) :
Furadan 3 G, Rugby 10 G atau
Indofuran pendidikan G pada
saat tanam.
7. Hama-hama lain:
a)
Ulat daun (Udea rubigalis),
menyerang daun dan kuncup
bunga sehingga menjadi
rusak/bolong-bolong.
Pengendalian: disemprot
insektisida Hostathion 40 EC,
Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350
EC, Nomolt 50 EC atau
Confidor 70 WS pada
konsentrasi yang dianjurkan.
b) Serangga malam (Night
feeding insect), menyerang
daun dan bunga.
Pengendalian: disemprot
dengan insektisida yang
digunakan pada pengendalian
ulat daun.
c) Serangga pengisap sel
tanaman (Leaf hoppers),
menyerang daun hingga
bintik-bintik putih membentuk
lingkaran.
Pengendalian: disemprot
dengan insektisida yang
digunakan pada pengendalian
ulat daun.
d) Lalat (Dasyncura
rhodophaga), ukuran tubuh
kecil 1,2 mm, warna coklat
kemerah-merahan/kekuning-
kuningan. Telur diletakkan
pada tunas baru, setelah
menjadi larva akan merusak/
memakan tunas. Larva
menjatuhkan diri ke tanah,
kemudian dalam waktu satu
minggu berubah menjadi lalat.
Pengendalian: memusnahkan
tanaman yang terserang berat
dengan dibakar, menjaga
kebersihan kebun, dan
penyemprotan insektisida
Agrohion 50 EC, Meothrin 50
EC atau Ofunack 40 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
e) Kutu batang (Aulacaspis
rosae) dari famili Coccidae,
berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel
tanaman, bagian daun dan
batang. Bagian yang terserang
akan layu, lambat laun
mengering (mati).
Pengendalian: memangkas
bagian tanaman yang
terserang untuk dimusnahkan/
dibakar dan disemprot dengan
insektisida Decis 2,5 EC, Mitac
200 EC, Monitor 200 LC atau
Orthene 75 SP pada
konsentrasi yang dianjurkan.
f) Kumbang kecil (Small
carpenter bees), ukuran tubuh
kecil panjang 8 mm, warna
hitam-metalik,
Gejala: melubangi sekaligus
merusak batang bagian
dalam. Tanaman yang
diserang menjadi layu.
Pengendalian: memangkas
bagian tanaman yang diserang
untuk dibakar atau disemprot
dengan insektisida : Decis 2,5
EC, Atabron 50 EC, Buldok 25
EC atau Bassa 50 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
7.2. Penyakit
1.
Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur)
Marsonina rosae (Lib.) Lind.
(“Black spot”).
Gejala: daun bercak hitam-
pekat yang tepinya bergerigi.
Lambat laun bercak-bercak
berdiameter ± 1 cm
menyatu, sehingga jaringan
daun di sekitarnya menjadi
kuning. Dapat pula terjadi
pada tangkai daun, batang,
dasar bunga, kelopak dan
tajuk bunga. Daun yang
terserang akan mudah
berguguran. Pengendalian non
kimiawi: memangkas bagian
tanaman yang sakit dan
menjaga kebersihan kebun
(sanitasi).
Pengendalian kimiawi:
disemprot fungisida yang
berbahan aktif Propineb dan
Mankozeb pada konsentrasi
yang dianjurkan.
2. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur)
Phragmidium mucronatum
(Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna
jingga kemerah-merahan pada
sisi bawah daun, pada sisi
daun atas terdapat bercak
bersudut warna kemerah-
merahan. Daun yang
terserang berat akan mudah
gugur (rontok). Pengendalian
non kimiawi: pemotongan/
pemangkasan daun sakit
kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi:
disemprot fungisida yang
berbahan aktif Zineb atau
Maneb pada konsentrasi yang
dianjurkan.
3. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium
sp.
Gejala: terdapat tepung/
lapisan putih pada permukaan
daun sebelah bawah dan atas.
Daun/bagian tanaman yang
terserang akan berubah
warna dari hijau menjadi
kemerah-merahan, lambat
laun kekuningkuningan dan
akhirnya daun-daun cepat
rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi:
memetik daun yang terserang
untuk dimusnahkan dan
menjaga kebersihan kebun
(sanitasi).
Pengendalian kimiawi:
disemprot fungisida Belerang,
atau mengandung bahan aktif
Pirazifos.
4. Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri
Agrobacterium tumefacien
(E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala: terjadi pembengkakan
pada pangkal batang dekat
permukaan tanah, sehingga
tanaman menjadi kerdil dan
akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi:
mencabut tanaman yang sakit
untuk dimusnahkan dan
sewaktu pemeliharaan
tanaman (pemangkasan)
menggunakan gunting
pangkas yang bersih dan
steril.
Pengendalian kimiawi:
disemprot oleh bakterisida
yang berbahan aktif
Streptomisin atau
Oksitetrasikin.
5. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik
Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan
belang-belang, tulang-tulang
daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman
bibit yang sehat,
pemeliharaan tanaman secara
intensif, penyemprotan
insektisida untuk pengendalian
serangga vektor, dan
membongkar (eradikasi)
tanaman yang sakit untuk
dimusnahkan agar tidak
menular kepada tanaman
yang lainnya.
6. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu
cendawan Cercospora rosicola
Pass. dan Alternaria sp.
Gejala: serangan cercospora
bercak-bercak coklat pada
daun-daun tua, sedangkan
bercak alternaria berwarna
kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi:
memotong/memetik daun
yang sakit untuk dimusnahkan
dan menjaga kebersihan
kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi:
disemprot fungisida yang
mengandung bahan aktif
Tembaga (Cu).
7. Jamur upas
Penyebab: cendawan
Corticium salmonicolor (Berk.
et Br.) Tjokr.
Gejala: terdapat lapisan kerak
berwarna merah pada batang,
dan lambat laun batang akan
membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi:
mengelupaskan kulit dan
mengerok bagian tanaman
yang sakit, kemudian diolesi
cat/ter, dapat pula sekaligus
memotong bagian batang
yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi:
disemprot fungisida yang
berbahan aktif Tridemorf.
8. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis
cinerea Pers. Fr.
Gejala: kuntum bunga yang
telah membuka membusuk
berwarna coklat, dan
berbintil-bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi:
membungkus bunga yang
mulai mekar dengan kantong
kertas minyak/plastik dan
penanganan pasca panen
bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi:
penyemprotan fungisida yang
berbahan aktif Benomil.
9. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur
hara (defisiensi), kurang
Nitrogen, Phosfor, dan
Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen
menyebabkan warna daun
hujau-muda (pucat) kekuning-
kuningan dan pertumbuhan
tanaman menjadi lambat
(kerdil). Kekurangan phosfor
menyebabkan tanaman
menjadi kurus dan kerdil,
sedangkan kurang kalium
daun-daun menjadi mengering
di sepanjang tepi/
pinggirannya.
Pengendalian: pemberian
pupuk berimbang, terutama
unsur N, P2O5, dan K2O
ataupun disemprot pupuk
daun yang kandungan unsur
haranya tinggi sesuai dengan
gejala defisiensi.
8. P A N E N
8.1. Ciri dan Umur Tanaman
Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap
dipetik (dipanen) untuk tujuan
sebagai bunga potong :
kuntum bunganya belum
mekar penuh dan berukuran
normal. Untuk tujuan bunga
tabur pemetikan bunga pada
stadium setelah mekar penuh.
Waktu panen yang ideal
adalah pagi atau sore hari
(saat suhu udara dan
penguapan air tidak terlalu
tinggi). Di beberapa sentra
produsen bunga potong
melakukan pemetikan bunga
mawar pada malam hari.
8.2. Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar
adalah dengan memotong
tangkai bunga pada bagian
dasar (pangkal) atau
disertakan dengan beberapa
tangkai daun. Alat pemotong
bunga mawar dapat berupa
pisau ataupun gunting
pangkas yang tajam, bersih
dan steril.
8.3. Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya
berasal dari stek ataupun
okulasi dapat dipanen pada
umur 4-5 bulan setelah tanam
atau tergantung varietas dan
kesuburan pertumbuhannya.
Pembuangan ini akan
produktif bertahun-tahun
berkisar 3-5 tahun.
8.4. Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang
dipelihara secara intensif dari
jenis/varietas unggul dapat
menghasilkan
120.000–280.000 kuntum/
hektar/tahun. Tingkat
produksi ini tergantung pada
varietas mawar, kesuburan
tanah, jarak dan tingkat
perawatan tanaman selama di
kebun.
9. PASCA PANEN
9.1. Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen
bunga potong mawar:
a)
Kumpulkan bunga segera
seusai panen dan masukkan
ke dalam wadah (ember) yang
berisi air bersih. Posisi tangkai
bunga diatur sebelah bawah
terendam air.
b) Angkut seluruh hasil panen
ke tempat pengumpulan hasil
untuk memudahkan
penanganan berikutnya.
2) Pengumpulan pascapanen
bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga
mawar yang baru dipetik ke
dalam suatu wadah
(keranjang plastik, tampah/
ember berisi air bersih).
9.2. Penyortiran dan
Penggolongan
1)
Sortir bunga yang rusak, layu
dan busuk pisahkan secara
tersendiri.
2) Klasifikasikan bunga
berdasarkan jenis, ukuran
bunga, panjang tangkai bunga
dan warna bunga yang
seragam. Pengklasifikasian
berdasarkan panjang tangkai
bunga dipisahkan ke dalam
dua grade. Grade A bunga
dengan panjang tangkai lebih
dari 60 cm, grade B panjang
tangkai kurang dari 60 cm.
9.3. Penyimpanan
1)
Untuk bunga potong mawar,
simpan bunga yang telah
dikemas ke dalam ruang
penyimpanan bersuhu dingin
(cold storage) dengan
kelembaban relatif stabil 90
%.
2) Untuk bunga mawar tabur,
simpan di tempat/ruangan
teduh, dingin, lembab, dan
sirkulasi udara baik.
9.4. Pengemasan dan
Pengangkutan
1)
Ikat bunga yang telah
diklasifikasikan dan disatukan
menjadi suatu ikatan-ikatan.
Tiap ikatan berisi 20 tangkai
bunga.
2) Kemas ikatan-ikatan bunga
tadi ke dalam keranjang/dos
karton dan sirkulasi udara
baik.
3) Angkut bunga mawar ke
tempat sasaran pasar.
4) Alasi pangkai tangkai bunga
dengan kapas basah atau
masukkan ke dalam botol
plastik berisi air, terutama
untuk tujuan pengiriman jarak
jauh.
5) Tambahkan remukan es di
sekitar wadah (kontainer)
bunga mawar agar kondisi
ruangan alat angkut cukup
dingin dan lembab.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.