Minggu, 17 Oktober 2010

Jamur merupakan salah satu
mikroorganisme yang
menyebabkan warna kayu
berubah dan kemudian
mengakibatkan pembusukan
apabila kuantitasnya sudah
berlebihan. Karena jamur
tidak mampu memproduksi
makanan sendiri, maka jamur
bergantung pada beberapa
material alam antara lain
kulit, katun, rotan, kertas dan
kayu.
Dalam hal hubungannya
dengan kayu, terdapat 4
syarat utama sebelum jamur
bisa berada pada kayu, yaitu:
suplai oksigen, suhu udara
antara 5-38 °C, kelembaban
udara tinggi dan tentunya
keberadaan kayu. Kita cukup
mengatasi salah satu syarat
tersebut untuk
menghindarkan kayu pada
perabot atau kontruksi
bangunan rumah dari jamur.
Cukup jelas bahwa kita tidak
bisa membatasi keberadaan
oksigen di sekitar kayu karena
manusia juga memerlukannya.
Suhu udara yang dibutuhkan
oleh jamur untuk hidup
ternyata berada pada range
yang sama dengan manusia
dan makhluk hidup lainnya.
Bahkan pada beberapa tipe
jamur bisa hidup pada suhu di
bawah 0 °C. Sehingga pada
bagian ini sama sulitnya untuk
dibatasi.
Metode yang paling efektif
adalah menjaga agar kayu
tersebut tetap kering. Itulah
sebabnya kayu harus
dikeringkan (Kiln Dry) pada
level MC antara 8-14 %
sebelum diproses menjadi
furniture atau kontruksi yang
lain (bangunan atau
jembatan).
Kebanyakan jamur mulai
hidup pada kayu yang
memiliki MC level di atas 20%.
Di bawah level tersebut,
sangat sulit bagi jamur untuk
mulai menjalar.
Furniture
Untuk perabot di dalam
ruangan, dengan kondisi
udara yang cukup stabil dan
kelembaban udara yang cukup
rendah masih memungkinkan
terhindar dari jamur, atau bisa
dikatakan mudah
menghindarkan perabot dari
tumbuhnya jamur. Namun
untuk perabot luar ruangan
menjadi suatu tantangan
tersendiri. Oleh karena itulah
pabrik furniture outdoor harus
senantiasa berhati-hati dalam
memilih jenis kayu untuk
perabot luar ruangan.
Terdapat beberapa jenis kayu
yang telah memiliki zat kimia
alami yang berupa 'racun'
bagi jamur sehingga tidak ada
jamur yang bisa menyerang
walaupun 4 syarat tersebut di
atas terpenuhi. Contoh jenis
kayu di Indonesia misalnya
Jati, Ebony dan Ulin.
Bagaimanapun juga
ketersediaan jenis kayu
tersebut juga terbatas karena
semakin banyak orang yang
membutuhkan dan
terbatasnya waktu tumbuh
bagi jenis pohon tersebut yang
minimal berusia 30 tahun
untuk bisa ditebang dan
diproses menjadi kayu
industri.
Peletakan furniture di dalam
ruang pun akan beresiko
terserang jamur apabila
ruangan tersebut tidak
memiliki ventilasi udara yang
baik.
Beberapa cara menggunakan
bahan kimia telah banyak
digunakan saat ini oleh
beberapa pabrik dan industri
kayu gergajian. Kekurangan
dari metode ini adalah dengan
adanya bahan kimia yang bisa
berbahaya bagi pengguna
perabot atau para pekerja di
dalam pabrik.
Konstruksi Bangunan
Lalu bagaimana dengan kayu
yang digunakan oleh para
arsitek untuk membangun
konstruksi atap rumah, kusen
& pintu atau pergola? Kita
bisa kembali melihat 4 syarat
utama kehidupan jamur dan
cara yang paling
memungkinkan adalah dengan
menjaga agar kayu tetap
kering pada kelembaban yang
stabil dan tidak terlalu tinggi.
Dalam hal ini solusi yang
paling mudah dengan
membuat sistem ventilasi yang
baik pada 'ruangan' di mana
konstruksi tersebut berada
untuk melancarkan sirkulasi
udara di dalam 'ruang'
konstruksi tersebut.
Selain itu untuk mengurangi
'suplai udara lembab',
terutama di bawah atap
genting, para insinyur sipil
biasanya membuat lapisan
dasar di bawah genteng yang
dilapisi bahan semacam
lembaran aluminium foil
untuk mencegah udara
lembab masuk ke 'ruang'
kontruksi terutama pada
waktu hujan.
Mendeteksi Kehadiran Jamur
Perhatikan beberapa titik di
seluruh area produksi
furniture, di dalam rumah
anda atau gudang
penyimpanan yang berpotensi
bocor pada saat hujan maupun
kebocoran dari saluran air.
Hal ini bisa menjadi sumber
timbulnya jamur pada kayu
stok, barang dalam proses
dan furniture di dalam rumah
anda.
Pada konstruksi bangunan
juga perlu dilihat apakah
seluruh saluran pembuangan
bekerja dengan baik, tidak
ada bocor atau genangan air
pada saat musim hujan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.