Kandungan Untuk setiap 100 g bagiannya buah yang dapat dimakan terkandung: air 84-89 g, protein 0,5-0,8 g, lemak 0,2-0,3 g, karbohidrat 9,7-14,2 g, serat 1-2 g, abu 0,3-0,4 g, karotena 123-235 SI, vitamin B kompleks 0,55-1,04 mg, dan vitamin C 3-37 mg. Nilai energinya adalah 234 kJ/100 g.
Daging buahnya mengandung pektin tinggi, sehingga cocok untuk dipakai sebagai bahan pengendap (settling agent). Minyak atsiri yang diekstrak dari daunnya mengandung 27% d a-pinena dan 24% l-limonena, yaitu dua monoterpena siklik (cyclic monoterpene), yang menyebabkan bau yang menyenangkan dari minyak itu. Beberapa bagian tanaman, seperti biji, daun, batang, akar, dan kulit kayu, beracun karena adanya alkaloid jambosin dan asam hydrosianida. Botani Berperawakan pohon yang selalu hijau, tingginya mencapai 10 meter, dan diameter batangnya 50 cm, sering bercabang rendah, dan tajuknya padat yang terbentuk oleh cabang-cabang yang memencar lebar; batangnya berbentuk galah, kadang-kadang bersegi empat ketika masih muda; pangkal batangnya kadang-kadang terpilin, dengan kulitnya berwarna coklat, beralur dan licin. Daunnya berhadapan, berbentuk lonjong-lanset, berukuran (9-26) cm x (1,5-6) cm, menjangat tipis, pangkalnya berbentuk pasak, ujungnya luncip, lembaran sebelah atas berwama hijau tua berkilap, lembaran sebelah bawah berwarna hijau muda dan mempunyai kelenjar berbintik yang samar-samar, tangkai daunnya 5-6(13) mm panjangnya. Perbungaannya pendek, bertipe payung menggarpu, muncul di ujung ranting atau di ketiak daun, panjangnya 5-10 cm, berbunga 45(-10) kuntum; bunganya berukuran besar, lebarnya 5-10 cm, berwarna putih sampai putih kehijauhijauan; daun kelopaknya bercuping empat, berbentuk agak bundar, ukurannya sampai 10 mm x 7 mm; daun mahkotanya 4 helai, agak bundar, diameternya 15-18 mm, berwarna putih sampai putih kehijau-hijauan; benang sarinya sekitar 400 utas, panjangnya mencapai 4 cm; tangkai putiknya mencapai 4 cm panjangnya, gagang bunganya mencapai 1,5 cm panjangnya. Buahnya bertipe buah batu, berbentuk bulat sampai bulat telur, diameternya 2,5-5 cm, bermahkotakan daun kelopak dan tangkai putik yang tidak rontok, berwarna kuning keputihputihan, kadang-kadang merah jambu sampai merah, berbau harum; perikarpnya berdaging, berwarna merah muda sampai kuning. Bijinya 1–2(–4) butir, berbentuk agak bulat, diameternya 1-1,6 cm, berwarna coklat, berkulit kasar, bersifat poliembrioni. Pohon jambu mawar ini mengeluarkan daun secara serentak yang kurang-lebih sinkron, juga munculnya bunga secara serentak pula. Bunganya muncul setelah suatu masa istirahat, misalnya pada musim semi untuk daerah subtropik, dan pada akhir musim kemarau untuk Jawa Timur. Bualinya matang 3 bulan setelah bunga mekar. Aroma yang mirip air mawar yang khas inilah yang menjadi ciri pembeda dengan jenis-jenis lainnya.
Manfaat :
Buah segarnya agak sepat rasanya, dan sering dibiarkan untuk dipungut oleh anak-anak. Buahnya juga sering dimasak atau diawetkan dengan berbagai cara untuk dimanfaatkan di rumah-tangga. Dapat juga disuling untuk diperoleh ‘air mawar’ yang dikatakan orang sama baiknya dengan air mawar yang berasal dari daun mahkota bunga mawar. Minyak atsirinya yang berwarna kuning, bermanfaat untuk industri wewangian, berasal dari daun yang disuling. Kayu terasnya berat dan keras, cocok untuk kayu konstruksi. Akan tetapi, kayu ini sangat rentan terhadap serangan rayap, dan tidak tahan lama di tanah. Kulit kayunya, berdasarkan berat kering, mengandung 7 % tannin, dan digunakan dalam penyamakan dan pewarnaan. Tanaman ini merupakan jenis sumber madu (melliferouf species) dan tanaman hias; berkat bentuknya yang teratur, dedaunannya yang menarik dan penampilannya yang mengagumkan waktu bunganya mekar, merupakan tanaman yang cocok untuk pinggir jalan dan lain-lain. Beberapa bagian tanamannya digunakan untuk obat kuat atau peluruh kencing.
Syarat Tumbuh :
Jambu mawar adalah tumbuhan tropik yang telah masuk ke wilayah subtropik. Tanaman ini tumbuh subur sampai ketinggian 1200 m dpl. Pada tempat yang lebih tinggi dan mendekati batas wilayah subtropik, tumbuhan ini tidak mampu berbuah. Jambu mawar masih tahan hidup sampai suhu minimum serendah 0° C. Tanaman mudanya memerlukan naungan dan lingkungan yang lembap, tetapi pohonnya yang sudah mapan bersifat lebih bandel. Pohonnya lebih menyukai iklim basah, tetapi dapat juga tumbuh di iklim muson yang meningkat ke musim kering. Belumlah jelas apakah pembungaan dan/atau pembentukan buah dipengaruhi oleh keadaan kering; anjuran-anjuran untuk memastikan dicapainya kelembapan tanah, dan hasil pengamatan bahwa pohon jambu mawar tidak mudah meluruhkan daunnya menunjukkan bahwa pohonnya tidak betulbetul- tahan kering. Sebaliknya, dikatakan orang bahwa pohon jambu mawar toleran terhadap angin dan gararn. Sebenarnya tidak ada batasan yang jelas tentang korldisi tanah yang dibutuhkan; pohonnya mampu mengatasi sistem pengairan yang buruk, juga penggenangan, dan dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Keasaman yang dianjurkan adalah antara 5,5-7,0.
Pedoman Budidaya :
Jambu mawar umumnya diperbanyak dengan benih. Benihnya tidak mempunyai masa dormansi dan dapat berkecambah dengan baik. Dari sebutir benih sering tumbuh 3–8 kecambah, yang sebagian besar sama sifatnya dengan tetuanya. Cara perbanyakan lainnya adalah pencangkokan, penempelan, dan penyambungan. Pencangkokan umum dilakukan di India dan Bangladesh pada saat pohon sedang istirahat. Cangkokan itu ditanam setengah tahun kemudian. Jambu mawar dapat ditempelkan pada batang bawah yang berumur 10-12 bulan, menggunakan metoda Forkert yang telah dimodifikasi; Syzygium pycnanthum Merr. & Perry dan Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry dapat pula dipilih sebagai batang bawah. Jarak tanamnya kira-kira 5 m x 6 m. Pada awal pertumbuhannya diperlukan naungan. Masa juwananya berlangsung 4-5 tahun; pohon asal cangkokan dapat berbuah pada umur 4 tahun
Pemeliharaan :
Pohonnya hampir tidak memerlukan perhatian yang khusus.
Hama dan Penyakitb :
Jambu mawar tampaknya tidak banyak menderita karena serangan serangga hama, tetapi merupakan inang untuk beberapa lalat buah (Anastrepha dan Ceratitif spp., juga Daw spp.). Tanaman ini diserang oleh beberapa jamur yang menyebabkan bercak daun, antraknosa, dan busuk akar.
Panen dan Pasca Panen :
Buah jambu mawar apabila akan dimakan dalam keadaan segat harus ditangani dengan hati-hati dan dipasarkan secepat mungkin. Buahnya mudah lecet-lecet dan mudah kehilangan kerenyahannya. Buah jambu mawar tergolong nonklimakterik. Tiga hari setelah panen, respirasi dan produksi etilenanya menurun sampai masing-masing 50% dan 10% dari nilai awalnya. Warna buahnya tidak berubah selama dalam penyimpanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar